DetikTimes || MAKASSAR, SULSEL – Dalam rangka pelaksanaan panen karya SMPS Budi kasih Makassar, berbagai kegiatan seni dan kreatifitas siswa siswsi ditampilkan.
Acara hiburan diawali dengan attraksi Barongsai dari Vihara Girinaga yang sangat memukau para penonton, dilanjutkan dengan Tarian Gandrang Bulo sebagai bagian Tarian Etnis, dipelataran Sekolah jalan gunung salahutu 2 kelurahan Maradekaya Utara kecamatan Makassar , Selasa (20/2/24).
Acara puncak Panen karya dilanjutkan di Aula Sekolah lantai 2 SMPS Budi Kasih yang dihadiri oleh Pengurus yayasan Budi Dharma sentosa, perwakilan PT. Penerbit Airlangga, seluruh guru guru , ketua komite Sekolah serta para Orang tua murid.
Dalam sambutannya, kepala SMPS Budi Kasih Makassar Ester Lenri,ST.MM, mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas perlaksanakan Panen karya tersebut dan banyak memaparkan terkait program SMPS Budi kasih.
“Bahwa program ini merupakan salah satu dari program sekolah penggerak dan kita adalah sekolah penggerak tahap kedua yang tahun ini memasuki tahun ke 3, kita dikontrak selama 3 tahun setelah itu kita menjadi sekolah Mandiri, dimana labels adalah sekolah percontohan dimana mulai dari administrasi guru guru, program program yang ada di budi kasih diharapkan lebih dari sekolah sekolah yang bukan penggerak, tapi bukan berarti yang bukan penggerak tidak bagus, mereka malah lebih bagus, malah kami yang sekolah penggerak dipacu di gembleng untuk menjadi lebih baik supaya kita bisa lebih berkualitas,” ungkapnya.
Lebih lanjut Ester Lenri menjelaskan ” jadi sekolah penggerak itu tidak melihat jumlah siswa , tidak melihat sekolah itu besar atau kecil, semua punyak hak yang sama , hanya saat ini sekolah penggerak berhenti di angkatan ke 3 dan setelah ini tidak ada sekolah penggerak lagi, yang masih berjalan adalah guru penggerak , nah itu yang memang diharapkan semua guru guru untuk bisa menjadi guru penggerak,” tutupnya.
Panen karya SMPS Budi Kasih Makassar untuk tahun 2023 /2024 untuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila mengangkat 2 tema, tema pertama kearifian lokal yakni mengekflorasi Budaya dan kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan dengan menampilkan berbagai Pakaian Adat yang ada di Sulawesi Selatan serta Tarian Etnis.
Selanjutnya tema kedua Suara Demokrasi, mereflesikan dan memahami makna demokrasi dalam Organisasi Osis di Sekolah , yang dimana bertepatan telah berakhirnya masa kepengurusan Pengurus yang lama, sehingga diadakan pemilihan Pengurus yang baru layaknya Pemilu Presiden (pilpres) dan atau pilcaleg.[*].