Harga Duku Komering Hancur, Cuma Rp 3 Ribu per Kilogram

  • Bagikan

OKU, DetikTimes – Harga buah Duku Komering saat ini ‘hancur’ sebab hanya berada dikisaran Rp 3.000 per kilogram di tingkat petani.

Padahal buah Duku Komering sudah cukup lama tidak berbuah lebat seperti saat ini.

Namun disaat buah duku melimpah harganya malah murah, padahal duku yang sudah lama dinantikan ini diharapkan akan menjadi rezeki musiman untuk tambahan belanja kebutuhan sehari-hari.

Seperti dituturkan Endang (53) yang menyebut harga Rp 3000/kg ini betul-betul murah belum dipotong ongkos petik Rp 500/kg dan ongkos angkut.

Ongkos angkut masih ditentukan dengan berapa jarak tempuh perkebunan duku dengan tempat menjual buah duku, makin jauh jarak yang ditempuh maka makin mahal pula ongkos angkutnya.

“Hasil bersih yang diperoleh petani duku ini hanya dikisaran Rp 2000/kg,“ keluh ibu dua anak ini, Rabu (20/03/2024).

Pohon duku juga harus dijaga karena rawan pencurian, kebun duku yang ditinggalkan pemiliknya pasti menjadi sasaran empuk pencuri.

Bahkan pada malam hari pun sering terjadi pencurian buah duku yang sudah matang.

Itulah sebabnya pemilik kebun duku tidak bisa lengah, kebun duku yang sedang berbuah lebat dan sudah mulai matang memang harus sering dipantau kalau tidak jangan harap bisa menikmati hasil buah tahunan ini.

Melimpahnya duku di musim buah tahun ini juga jadi salah satu penyebab harga jualnya hancur.

Inilah penyebab banyak petani lebih suka dengan sistem memborongkan saat duku masih di atas pohon.

Dengan memborongkan duku di pohon bisa menekan biaya petik dan ongkos angkut.

Sejumlah pemilik pohon duku mendatangi pedagang buah dan bos-bos yang biasa memborong duku untuk menawarkan duku di pohon.

”Saya ada 15 pohon duku yang buahnya sudah matang, cukup Rp 2 juta saja metik sendiri di pohon” kata Ari salah satu petani duku di wilayah Kecamatan Baturaja Timur.

Menurut Ari dengan memborongkan duku di pohonnya maka keuntungan yang diterima pemilik pohon agak lumayan.

Sebab setelah sepakat duku diborongkan maka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya menjaga, memetik dan ongkos angkut.

Dikarenakan biasanya pemborong duku akan datang langsung ke kebun lalu tugas menjaga buah duku dari pencuri sudah menjadi tanggung jawab pihak pemborong.

Seandainya pemborong minta bantuan menjaga buah duku maka pemilik kebun boleh menerima upah.

Meskipun banyak yang lebih suka memborongkan buah duku selagi masih di atas pohon, namun masih banyak juga yang memilih memetik sendiri buah duku lalu dijual ke bos duku.

Seperti dituturkan Ismail (43), petani duku asal Desa Singapura Kecamatan Semidang Aji kabupaten OKU ini mengaku tidak mau menjual dengan sistem memborongkan duku di pohon.

Alasannya kalau petik sendiri pohon duku bisa dirawat dengan sepenuh hati, termasuk bisa langsung membuang tunas-tunas yang tidak berguna.

 

Harapannya pohon duku akan lebih sehat dan bisa memberikan manfaat lebih panjang kepada pemilk pohon duku.

Beda kalau diborongkan, tidak dijamin perlakuannya sama baiknya dengan pemilik pohon duku yang penting cepat selesai .

”Ada petani duku yang mengeluh pohon duku nya mati setelah diborongkan, padahal usia pohon duku ada yang sudah 100 tahun, sayang kalau mati,” kata pria yang akrab disapa Mail.

Penulis: RendiEditor: Rendi
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *