Seledri Hidroponik Siap Jual, Lapas Banjarmasin Perkuat Program Ekonomi WBP

  • Bagikan

Banjarmasin, Detik-times.com –

Selasa (18/11), area sarana asimilasi dan edukasi Lapas Kelas IIA Banjarmasin kembali hidup dengan warna hijau segar. Sebanyak 200 pot seledri hidroponik berhasil dipanen setelah proses budidaya selama 45–60 hari oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Panen ini menjadi bukti nyata konsistensi Lapas dalam menumbuhkan kemandirian berbasis pertanian modern. Program hidroponik di Lapas Banjarmasin disusun dengan pola pembinaan yang terstruktur mulai dari pengenalan teknik dasar, perawatan tanaman, hingga strategi pengelolaan hasil panen.

Para WBP tidak hanya mempelajari aspek teknis, tetapi juga ditempa dalam hal kedisiplinan, tanggung jawab, serta kemampuan bekerja dalam tim. Hasil panen yang bersih dan segar kemudian dipasarkan secara langsung kepada pengunjung serta masyarakat sekitar Lapas.

Model pemasaran langsung ini semakin menguatkan kepercayaan publik sekaligus membuka ruang interaksi positif yang membawa manfaat bagi kedua belah pihak. Pendapatan yang diperoleh juga menjadi modal pengembangan program pertanian modern lainnya.

Kepala Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, menegaskan bahwa hidroponik menjadi salah satu program pembinaan yang paling relevan dan mudah diterapkan.

“Lapas Banjarmasin berkomitmen mengembangkan berbagai program pembinaan kemandirian. Hidroponik ini menjadi salah satu kegiatan unggulan karena mudah dipelajari dan memiliki nilai ekonomi,” ujarnya.

Apresiasi turut disampaikan oleh jajaran Seksi Kegiatan Kerja (GIATJA). Yoga Primajaya, Staf GIATJA, menjelaskan bahwa perkembangan para WBP terlihat jelas dari proses budidaya yang mereka jalani.

“Setiap warga binaan yang terlibat menunjukkan perkembangan signifikan, baik dari segi keterampilan maupun etos kerja. Kami berharap kemampuan yang mereka pelajari di sini dapat menjadi bekal berharga setelah bebas nanti,” ungkapnya.

Yoga menambahkan bahwa GIATJA terus mengoptimalkan pendampingan dengan pelatihan rutin, pemantauan hama dan nutrisi, serta peningkatan sistem instalasi agar hasil produksi makin stabil. Ia optimistis program ini dapat diperluas dengan menanam pakcoy, selada, dan kangkung hidroponik demi membuka peluang pemasaran yang lebih besar.

Dengan peningkatan kapasitas produksi dan pembenahan manajemen pemasaran sebagai target utama, Lapas Banjarmasin berharap program hidroponik ini menjadi fondasi penguatan ekosistem pembinaan berbasis agribisnis membentuk lingkungan pemasyarakatan yang produktif, mandiri, dan memberikan manfaat nyata bagi WBP maupun masyarakat. (Humas Lapas Kelas IIA Banjarmasin)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *